
Pemangkasan pinjaman AS untuk bantuan kemanusiaan telah menjadi masalah besar bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Seorang kepala badan PBB mengeluhkan pengurangan dana derma dari Amerika Serikat (AS) yang selama ini menjadi penyokong utama kegiatan kemanusiaan dunia. PBB mengakui bahwa mereka telah terlalu bergantung pada pendanaan dari AS untuk memenuhi kebutuhan bantuan kemanusiaan global. Pemangkasan pinjaman AS ini pun menjadi tantangan besar yang dapat mengurangi efektivitas bantuan yang diberikan PBB.
Tom Fletcher, Kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), mengungkapkan bahwa lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia bergantung pada bantuan kemanusiaan. Ia menekankan, “Laju dan skala pemotongan dana yang kami hadapi saat ini pasti akan mengguncang sektor ini.”
“Beragam pihak yang hendak meninggal akibat berkurangnya derma ini,” katanya dalam konferensi pers pada Rabu (12/3), yang dilansir kantor berita AFP, Kamis (13/3/2025).
Fletcher melanjutkan, “Di keluarga PBB dan teman-teman kami, kami menghadapi kesulitan setiap hari dalam menentukan prioritas mana yang harus kami selamatkan.”
Sejak Trump kembali menjabat sebagai presiden pada Januari lalu, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) menjadi sasaran utama kebijakan pemerintahan AS, dengan dampak yang terasa di seluruh dunia.
Setelah pembekuan seluruh derma untuk ditinjau, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa 83 persen kegiatan derma USAID akan diselesaikan dalam waktu dekat.
Sebelumnya, pada bulan Desember lalu, PBB memperkirakan dana sebesar USD 47,4 miliar akan dialokasikan untuk bantuan kemanusiaan pada tahun 2025, meskipun jumlah ini hanya cukup untuk membantu sekitar 190 juta orang yang membutuhkan.
Tanpa pendanaan dari AS, yang menurut Fletcher “telah menyelamatkan ratusan juta jiwa,” cakupan bantuan kemanusiaan PBB kini semakin terbatas.
“Saat ini, saya memiliki rekan-rekan di Jenewa yang bekerja keras mengidentifikasi bagaimana kami dapat mengatasi evakuasi 100 juta jiwa dan biaya yang akan kami keluarkan pada tahun depan,” ujarnya.
Leave feedback about this