Berita Orang Blog Industri Pabrik Komponen Boeing di Indonesia: Permintaan Pemerintah dan Respons Boeing
Industri

Pabrik Komponen Boeing di Indonesia: Permintaan Pemerintah dan Respons Boeing

Pabrik Boeing San Antonio

 

Jakarta – Pemerintah Indonesia meminta Boeing, produsen pesawat asal Amerika Serikat, untuk membangun pabrik komponen Boeing di Indonesia. Permintaan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza saat menerima kunjungan perwakilan Boeing di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Jakarta minggu lalu.

Indonesia Memiliki Potensi Besar di Industri Dirgantara

Faisol menjelaskan bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan, memiliki potensi besar di industri dirgantara. Potensi ini penting untuk mengatasi masalah konektivitas dan rantai pasok (supply chain). Oleh karena itu, Wamenperin mendorong Boeing untuk memperluas kerjasama dengan Indonesia. Salah satunya adalah membangun pabrik komponen Boeing di Indonesia dan memberi lisensi untuk industri Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) pesawat terbang. Faisol juga mendorong pembangunan pusat pelatihan penerbangan di Indonesia.

“Salah satu sektor yang memiliki peluang besar adalah MRO. Indonesia memiliki GMF AeroAsia dan Batam AeroTechnic. Mereka memerlukan peningkatan kapasitas. Boeing bisa mendukung dengan memberi lisensi untuk MRO,” kata Faisol dalam pemberitahuan tertulis yang dikutip pada Rabu (29/1/2025).

Faisol juga menambahkan bahwa Indonesia memerlukan pusat pelatihan penerbangan. Ini seperti yang sudah dilakukan Boeing di India. Untuk lokasi, Faisol mengusulkan kawasan industri di Batam dan Bintan, karena keduanya strategis.

Meningkatkan Kapasitas Industri MRO Indonesia

Pertemuan ini juga membahas kemitraan antara Boeing dan pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri dirgantara. Faisol menjelaskan bahwa industri MRO Indonesia, melalui GMF AeroAsia dan Batam AeroTechnic, menunjukkan bahwa Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam sektor perawatan pesawat.

Namun, sebagian besar pesawat komersial Indonesia masih menjalani perawatan di luar negeri. Hal ini disebabkan oleh kekurangan suku cadang. Faisol menekankan pentingnya tindak lanjut kerjasama dengan Boeing. Ini akan dilakukan melalui nota kesepahaman (MoU) untuk memperluas kapasitas industri MRO Indonesia.

“Di sektor MRO, dua komponen dan sparepart harus diimpor dari Amerika Serikat. Apakah nantinya hal ini bisa diproduksi di Indonesia dengan melibatkan industri dalam negeri?” tambah Faisol.

Boeing Respons Soal Penggunaan Energi Hijau di Industri Penerbangan

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Setia Diarta menambahkan bahwa pemerintah juga mendorong Boeing untuk mendukung penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Penggunaan bahan bakar ini penting untuk mengurangi emisi karbon di industri penerbangan.

Saat ini, peralihan dari bahan bakar fosil ke bahan bakar berbasis energi hijau untuk pesawat masih menjadi tantangan besar.

Komitmen Boeing untuk Berkontribusi pada Penerbangan Berkelanjutan

“Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi udara. Kami membutuhkan dukungan Boeing untuk merealisasikan komitmen ini,” kata Setia.

President of Boeing Southeast Asia, Penny Burtt, mengungkapkan bahwa Boeing berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan Indonesia. Hal ini berdasarkan pengalaman selama 75 tahun beroperasi di Indonesia. Ia juga mengapresiasi pertemuan dengan Wamenperin yang mendengarkan prioritas pemerintah dalam pengembangan ekonomi, kebijakan industri, dan sektor industri dirgantara.

“Kami melihat Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap pengembangan industri penerbangan yang berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama ini dengan perusahaan Indonesia dalam mengembangkan kapabilitas mereka dan menjadikannya penyedia komponen global Boeing,” kata Penny.

Exit mobile version