Wisatawan berfoto di Desa Wisata Penglipuran, Bangli, Bali, sementara waktu lalu. Foto: Gangsar Parikesit/detikBali
Bangli, Bali – QRIS dan BRILink di Penglipuran menjadi pendorong utama digitalisasi keuangan di Desa Adat Penglipuran, Bangli. Layanan keuangan digital ini telah digunakan oleh pengelola wisata, pedagang suvenir, hingga pelaku usaha kuliner. Tak ketinggalan, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Penglipuran juga aktif mengembangkan infrastruktur pembayaran digital bagi warga dan wisatawan.
LPD Penglipuran dan BRI Wujudkan Layanan Keuangan Digital Sejak Pandemi
Ketua Pengelola LPD Penglipuran, I Nyoman Adianto, menceritakan bahwa kerja sama dengan BRI dimulai saat pandemi COVID-19 melanda pada 2020. Saat itu, BRI menawarkan LPD untuk menjadi distributor BRILink, layanan perbankan digital berbasis agen.
“Kami menerima tawaran menjadi distributor BRILink agar warga bisa lebih mudah melakukan pembayaran,” kata Adianto kepada detikBali, Jumat (21/2/2025).
BRI kemudian memberikan mesin EDC (Electronic Data Capture) dan banner resmi untuk menandai LPD sebagai distributor BRILink.
Manfaat QRIS dan BRILink untuk Warga dan Wisatawan di Desa Adat Penglipuran
Warga Penglipuran rutin memanfaatkan layanan ini untuk membayar tagihan listrik, air, dan iuran BPJS Kesehatan. Sementara itu, wisatawan sering menggunakan layanan tarik tunai saat berkunjung.
“Warga banyak yang transfer uang, dan wisatawan sering mengambil uang tunai saat mereka butuh cash,” ujar Adianto.
Setiap transaksi juga memberikan tambahan pendapatan bagi LPD. Mereka mengenakan biaya administrasi Rp 3.000 untuk pembayaran tagihan, Rp 10.000 untuk tarik tunai dan transfer ke rekening BRI, serta Rp 17.000–Rp 22.000 untuk transfer antarbank, tergantung nominal.
“Kami memperoleh pendapatan tambahan dari layanan ini, di luar pemasukan dari pinjaman nasabah,” lanjutnya.
UMKM Desa Wisata Gunakan QRIS untuk Transaksi Non-Tunai yang Praktis
Manajer Desa Wisata Penglipuran, Wayan Sumiarsa, menyebut para pedagang suvenir dan makanan di desa sudah memakai QRIS.
“Kami terus mendorong para pelaku UMKM untuk menggunakan QRIS dari berbagai bank,” ungkapnya.
Langkah ini memperkuat peran QRIS dan BRILink sebagai solusi keuangan digital yang praktis dan inklusif di desa adat.
LPD Desa Adat Penglipuran, Bangli, Bali, Sabtu (8/2/2025), menjadi sorotan karena kiprahnya sebagai distributor BRILink sejak 2022.
LPD Jadi Mitra Strategis BRILink dalam Inklusi Keuangan Desa di Bali
Regional CEO BRI Denpasar, Hery Noercahya, mencatat bahwa hingga Februari 2025 terdapat 13.240 distributor BRILink di Bali. Angka ini menunjukkan upaya BRI yang konsisten dalam memperluas akses layanan perbankan hingga ke pelosok daerah.
Lebih lanjut, BRI secara aktif menggandeng Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Kepercayaan masyarakat adat terhadap LPD, yang memang telah lama menjadi bagian dari sistem ekonomi desa, menyebabkan hal ini. Selain itu, LPD memiliki jangkauan operasional yang luas hingga ke tingkat desa, sehingga menjadi mitra strategis dalam misi inklusi keuangan.
Dengan demikian, kolaborasi antara BRI dan LPD diharapkan dapat mempercepat pemerataan layanan keuangan. Tak hanya itu, sinergi ini juga membuka peluang bagi masyarakat desa untuk memperoleh akses terhadap layanan perbankan yang aman dan terjangkau.
Ke depan, langkah ini diyakini akan membawa dampak positif, baik dari sisi peningkatan literasi keuangan maupun pemberdayaan ekonomi lokal. Oleh karena itu, kerja sama ini merupakan strategi yang tepat dalam mewujudkan keuangan inklusif di wilayah Bali.
“Melalui BRILink, LPD bisa menyediakan layanan perbankan modern tanpa mengubah identitas adatnya,” jelas Hery.
Banyak desa di Bali masih jauh dari kantor cabang BRI. Dengan hadirnya BRILink di LPD, warga tidak perlu lagi pergi jauh hanya untuk membayar tagihan, membeli pulsa, atau mengambil uang tunai.
Transformasi Digital Melalui QRIS dan BRILink Dorong Pemerataan Ekonomi Nasional
Direktur Utama BRI, Sunarso, menambahkan bahwa jaringan BRILink membuka akses keuangan sekaligus mendorong ekonomi berbasis komunitas. Per Agustus 2024, BRI memiliki lebih dari satu juta distributor BRILink di 62 ribu desa se-Indonesia, dengan volume transaksi mencapai Rp 1.037 triliun.
“Dari total transaksi Rp 1.400 triliun di 2023, distributor BRILink meraih pendapatan Rp 3–4,5 triliun. Ini dua hingga tiga kali lipat dari fee yang diterima BRI,” ungkapnya dalam wawancara dengan detikFinance.
Ia menegaskan bahwa transformasi digital di Penglipuran menjadi contoh nyata bahwa teknologi keuangan bisa mendorong pemerataan ekonomi nasional.
“Negara bisa menyejahterakan rakyatnya dengan menciptakan akses dan lapangan kerja,” tutupnya.
Baca juga: Dahsyat! Harga Emas Pecah Rekor Termahal, Tembus Rp 1,9 Juta