
Makassar, detikSulsel – Sriwijaya Air delay rute Makassar ke Jakarta menyebabkan kericuhan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan, Sabtu pagi (15/2/2025). Penundaan penerbangan hingga 9 jam ini membuat sejumlah penumpang marah dan menuntut kompensasi kepada pihak maskapai.
Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura I, Taufan Yudhistira, membenarkan adanya insiden penumpang mengamuk akibat keterlambatan tersebut.
“Itu benar terjadi di Bandara Sultan Hasanuddin,” ujar Taufan, Sabtu (15/2/2025).
Penyebab Sriwijaya Air Delay Belum Diumumkan
Taufan mengungkapkan bahwa penerbangan Sriwijaya Air yang semestinya berangkat Jumat (14/2) malam dibatalkan, sehingga penumpang dialihkan ke penerbangan lain atau memilih refund tiket.
“Sriwijaya tujuan Jakarta yang semestinya berangkat tadi malam di-cancel oleh pihak maskapai. Ada penumpang yang refund maupun dipindahkan ke penerbangan lain,” jelas Taufan.
Penumpang yang tetap ingin melanjutkan perjalanan akhirnya diberangkatkan keesokan paginya.
“Penumpangnya sudah berangkat semuanya. Ada yang cancel dan ada yang dipindahkan ke penerbangan lain,” tambahnya.
Kronologi Delay 9 Jam Penerbangan
Data Bandara Sultan Hasanuddin menunjukkan, penerbangan Sriwijaya Air awalnya dijadwalkan lepas landas Jumat, 14 Februari 2025 pukul 22.40 WITA. Namun, keberangkatan ditunda hingga Sabtu, 15 Februari 2025 pukul 07.45 WITA.
Pihak bandara masih menunggu klarifikasi resmi dari maskapai mengenai penyebab keterlambatan panjang ini.
Delay lebih dari 6 jam termasuk kategori keterlambatan berat berdasarkan regulasi Kementerian Perhubungan. Dalam kondisi seperti ini, maskapai wajib menyediakan kompensasi seperti makanan, minuman, penginapan, dan ganti rugi tertentu.
Penumpang Sriwijaya Air Tuntut Kompensasi
Dalam video yang beredar, terlihat penumpang Sriwijaya Air memprotes keras keterlambatan di Bandara Sultan Hasanuddin. Mereka mendesak maskapai untuk memberikan kompensasi sesuai aturan.
Salah satu penumpang pria dalam video viral menyatakan:
“Ini Sriwijaya tidak profesional. Saya pernah alami delay di Batam 4 jam dan dapat kompensasi Rp300 ribu. Ini dari jam 10 malam kami tidak dipedulikan. Tidak disediakan hotel, padahal ada anak kecil. Seharusnya hotel dan kompensasi disiapkan,” keluhnya.
Selain itu, beberapa penumpang lain juga meluapkan kekecewaan mereka. Seorang ibu membawa anak kecil mengatakan dirinya merasa sangat dirugikan.
“Anak saya rewel terus semalaman di bandara, tidak ada bantuan dari maskapai. Kami hanya diberi minuman ringan, padahal seharusnya dapat penginapan,” ujarnya.
Sejumlah penumpang mengancam akan melaporkan insiden ini ke pihak berwenang dan meminta Sriwijaya Air bertanggung jawab atas keterlambatan parah tersebut.
Leave feedback about this