Moneter

Literasi Dan Inklusi Keuangan Syariah Masih Loyo, Ojk Minta Bank Laksanakan Hal Ini

Ilustrasi literasi keuangan syariah di Indonesia

 

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia masih tergolong rendah. Temuan ini disampaikan dalam Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 yang dilaksanakan di berbagai wilayah Indonesia.

Berdasarkan hasil survei tersebut, indeks literasi keuangan syariah baru mencapai 39,11%, sedangkan indeks inklusi keuangan syariah hanya 12,88%. Ini menandakan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami maupun memanfaatkan produk dan layanan keuangan berbasis syariah.

OJK: Pemahaman Masyarakat tentang Syariah Masih Rendah

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menjelaskan bahwa masyarakat masih lebih familiar dengan konsep bank konvensional dibandingkan bank syariah.

“Ketika ditanya tentang bank biasa, mereka lancar menjawab. Tapi begitu menyangkut keuangan syariah, banyak yang tidak paham,” ujar Friderica dalam acara Gerak Syariah di AEON BSD, Tangerang.

Ia juga menambahkan bahwa fenomena ini terjadi bahkan di kawasan perkotaan seperti Jakarta. Dalam survei yang dilakukan OJK di Jakarta Timur, mayoritas responden tidak bisa menjawab pertanyaan dasar seputar prinsip syariah dalam keuangan.

Bank Syariah Diminta Lebih Aktif Jemput Bola

Menurut Friderica, kondisi ini menjadi tugas bersama industri keuangan syariah. Banyak masyarakat sebenarnya tertarik menggunakan layanan berbasis syariah, tetapi masih bingung dengan mekanismenya.

Oleh karena itu, OJK meminta bank syariah untuk lebih aktif melakukan pendekatan kepada masyarakat. Edukasi harus disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, sehingga masyarakat merasa lebih percaya diri dalam menggunakan produk keuangan syariah.

Peran Edukasi dan Digitalisasi

Salah satu cara meningkatkan literasi adalah dengan memperkuat program edukasi berbasis komunitas, sekolah, hingga kampus. Selain itu, pemanfaatan teknologi digital juga berperan penting. Bank syariah dapat memanfaatkan media sosial, aplikasi, dan video edukatif untuk menjangkau generasi muda.

Selain itu, OJK mendorong agar bank syariah lebih terbuka dalam memberikan informasi mengenai produk dan layanan mereka. Dengan demikian, masyarakat akan merasa lebih nyaman dan yakin dalam memilih produk keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.

Dengan kolaborasi antara OJK, pelaku industri, dan masyarakat, diharapkan tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia dapat meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video