
Bupati Jember Tolak Kendaraan Dinas Baru dan Pilih Anggaran untuk Masyarakat
Bupati Jember tolak kendaraan dinas baru dan lebih memilih untuk mengalihkan anggaran tersebut guna membantu masyarakat, khususnya dalam pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) dan bantuan untuk penyandang disabilitas. Gus Fawait, Bupati Jember, mengungkapkan alasan penolakannya terhadap rencana pembelian kendaraan dinas tersebut.
“Saya memang tak mau budget itu untuk kendaraan beroda empat dinas. Lebih baik bagi hal lain yang sanggup mengendorkan beban masyarakat,” kata Gus Fawait saat dikonfirmasi oleh detikJatim pada Selasa (18/3/2025).
Gus Fawait memintakan agar anggaran untuk kendaraan dinas tersebut dialihkan untuk pembangunan RTLH bagi masyarakat miskin atau penyandang disabilitas.
Bupati Jember Tolak Kendaraan Dinas, Prioritaskan Pembangunan RTLH dan Disabilitas
“Saya minta anggaran kendaraan beroda empat dinas itu dialihkan, untuk pembangunan RTLH dan bantuan kepada penyandang disabilitas,” ujarnya.
Menurut Gus Fawait, saat ini kendaraan dinas yang digunakan adalah Toyota Avanza Veloz, kendaraan lama yang masih cukup digunakan. Gus Fawait menilai bahwa kendaraan tersebut sudah cukup, dan tidak perlu lagi membuang anggaran untuk hal yang tidak produktif.
“Saya sudah cukup ini saja, tidak perlu menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak produktif. Pesan Pak Presiden Prabowo juga sudah jelas, efisiensi anggaran, gunakan anggaran untuk hal-hal yang perlu,” tambahnya.
Dukung Pembelaan Terhadap Warga Miskin dan Disabilitas
Gus Fawait menegaskan bahwa prioritasnya adalah untuk warga yang lebih membutuhkan, seperti mereka yang hidup dalam kemiskinan atau penyandang disabilitas.
“Saya serahkan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan daripada saya. Saya cukup kendaraan beroda empat dinas ini saja,” ungkapnya.
Bupati Jember ini mengungkapkan bahwa anggaran sekitar Rp 600 juta telah disediakan untuk pembelian kendaraan dinas tersebut, yang bersumber dari APBD Jember. Namun, anggaran tersebut akan dialihkan untuk bantuan masyarakat.
“Ini bentuk pembelaan kami terhadap kaum disabilitas dan fakir miskin,” ujar Gus Fawait.
Kesederhanaan Sebagai Contoh
Gus Fawait menambahkan, sebagai pemimpin, ia berusaha untuk tetap hidup sederhana meskipun memiliki sumber daya lebih. “Saya ini dari desa, seorang santri hingga aktivis. Saya sudah biasa hidup sederhana, lebih baik kami arahkan untuk warga yang membutuhkan,” tandasnya.
Leave feedback about this